<$BlogRSDUrl$>

Thursday, December 11, 2003

Bissimillah
Dengan ini aku coba buat halaman ini semoga lebih lancar. Amin
tanggal 11 desember mengajukan proposal dan permohonan bimbingan. Bu hindun bilang harus ada objek yang berupa karya sastra tertentu
ANALISIS KALIMAT PASIF
DALAM BAHASA ARAB

BAB I PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat penting. Dengan bahasa manusia bisa mengungkapkan maksud hatinya melalui sebuah kata atau serangkaian kata, sepotong kalimat atau serangkaian kalimat. Untuk mengungkapkan berbagai macam maksud hati manusia tidak hanya menggunakan satu macam kalimat. Ada berbagai macam kalimat yang digunakan manusia.
Dilihat dari predikatnya kalimat dapat dibagi menjadi dua macam; Kalimat Verba dan kalimat Nomina. Kalimat Nomina adalah kalimat yang berpredikat bukan kata kerja, melainkan kata nama (kata benda, sifat, bilangan, ganti, keterangan).
Mis. Ayah Naomi pedagang kayu
Umar gemuk sekali
Kalimat Verba adalah kalimat yang berpredikat kata kerja.
Mis. Tuti menulis surat
tuti membeli gula
Di sisi lain berdasarkan subjeknya kalimat verba dapat dibagi menjadi dua macam; kalimat aktif dan kalimat pasif. Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan perbuatan. Sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai perbuatan. Pada umumnya kalimat aktif menggunakan kata kerja aktif sedangkan kalimat pasif menggunakan kata kerja pasif sebagai predikatnya. Akan tetapi hal ini tidak sepenuhnya berlaku di dalam bahasa Arab.
Dalam bahasa Arab kata kerja pasif dikenal dengan sebutan fi’l bina’ majhul sedangkan kata kerja aktif dikenal dengan sebutan fi’l bina’ ma’lum. Fi’l bina’ majhul digunakan dalam kalimat verba bentuk pasif akan tetapi fi’l bina’ ma’lum tidak selalu digunakan untuk kalimat aktif. Kadang fi’l bina’ ma’lum juga digunakan dalam kalimat aktif. Hal ini karena fi’il bina’ majhul hanya digunakan dalam kalimat pasif yang pelakunya tidak disebutkan dalam kalimat.
Mis.(1) Uhmilat al-isyaaraatu adh-dhouiyyatu.
(Rambu-rambu lalu-lintas itu diabaikan)
Bila pelaku dalam kalimat (1) dimunculkan maka fi’l majhul-nya harus diubah menjadi fi’l ma’lum. Hal ini sesuai dengan pengertian fi’l majhul itu sendiri. Ghulayaini (2000;50) Fi’il majhul adalah fi’l yang tidak disebut fa’il-nya dalam kalimat, tetapu fa’il itu dibuang karena maksud tertentu. Sehingga bila pelaku dalam kalimat (1) dimunculkan maka kalimat tersebut menjadi
(1a) Al-isyaaraatu adh-dhouiyyatu ahmalahaa as-saaiquun
(Rambu-rambu lalu-lintas itu diabaikan oleh para pengemudi)
Di sini kita bisa melihat perubahan struktur kalimat. Kalimat (1) adalah jumlah fi’liyah dengan pola fi’l majhul + naibul fa’il. Adapun kalimat (2) adalah jumlah ismiyah dengan pola Mubtada’ + Khobar jumlah (fi’l ma’lum + maf’ul bih + fa’il)
Perubahan ini menunjukkan bahwa kalimat pasif dalam bahasa Arab tidak selalu berbentuk jumlah fi’liyah dengan fi’l majhul. Sesuai dengan pengertiannya, inti dari kalimat pasif pentopikan objek. Selain menggunakan fi’l majhul, pentopikan objek bisa dilakukan dengan mengubah pola kalimat. Selain pola kalimat seperti kalimat (1a) masih ada pola-pola kalimat yang lain yang menunjukkan pentopikan objek atau bisa dikategorikan sebagai kalimat pasif.
Kalimat (1) dan (1a) merupakan salah satu kalimat yang kami dapatkan dari Kamus El-Muna (Hasanah, 1998;1). Masih ada kalimat-kalimat yang dengan pola tertentu yang kami asumsikan sebagai kalimat pasif. Kalimat-kalimat yang kami asumsikan sebagai kalimat pasif tersebut kami dapatkan dari berbagai karya tulis seperti Kamus Almunawir, Kamus El-Muna, Kamus Arab Indonesia, Bulbul, Alqur an, dan kitab Fathul Qorib.
Berkaitan dengan hal tersebut Kami memilih Struktur Kalimat Pasif dalam Bahasa Arab sebagai topik penelitian.

II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang kami bahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam kalimat tanya sebagai berikut : Bagaimana bentuk-bentuk struktur kalimat pasif dalam bahasa Arab ?

III. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan mengetahui struktur-struktur kalimat pasif dalam bahasa Arab.

IV. LANDASAN TEORI
Teori diperlukan sebagai pembimbing atau tuntunan kerja sehingga teori haruslah dapat memberi pemahaman mengenai objeknya. (Sudaryanto, 1992:26). Dalam penelitian ini Kami menggunakan teori sintaksis. Menurut Verhaar (1996:161) Sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan antar kata dalam tuturan. Tuturan adalah apa yang dituturkan orang. Salah satu satuan tuturan adalah kalimat. Kalimat adalah satuan yang merupakan suatu keseluruhan yang memiliki intonasi tertentu sebagai pemarkah keseluruhan itu. Tuturan yang disebut kalimat ada dua macam Klausa dan Kalimat Majemuk. Dalam penelitian ini data yang kami gunakan berupa klausa. Klausa adalah kalimat yang terdiri atas hanya verba atau frasa verbal saja, disertai satu atau lebih konstituen yang secara sintaksis berhubungan dengan verba tadi. (Verhaar, 1996:162).
Menurut Verhaar (1996:162) ada tiga cara untuk mengkaji klausa secara sintaksis yaitu anailis fungsi, analisis peran, dan analisis kategori.
Dalam bahasa Arab fungsi sintaksi ditunjukkan oleh I’rob. (Syihabuddin, 2002:42). Menurut Badri Via Syihabuddin (2002:42) fungsi sintaksis bahasa Arab ada enam macam yaitu Musnad Ilaih, Musnad, Mukammil, Tabi’, Rabith, dan Tahwil. Sementara itu Tahhan Via Syihabuddin (2002:44) membagi fungsi sintaksis bahasa Arab secara lebih rinci. Di samping fungsi Musnad dan Musnad Ilaih Tahhan juga menyebutkan fungsi maf’ul, Jar Majrur, An-Nawasikh, Al-Manshubat, Al-Idhafah, dan At-Tawabi’. Syihabuddin (2002:45) menggabungkan kedua konsep tersebut dengan konsep yang digunakan dalam lingistik umum seperti Verhaar. Syihabuddin menyamakan Musnad Ilaih dengan subjek, Musnad dengan Predikat, Maf’ul dengan Objek. Rabith dan Tahwil dianggap kata sarana di dalam analisis kategori sedangkan Al-Mukammil dan At-tawabi’ sebagai keterangan.

V. METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
Metode adalah cara kerja yang harus digunakan untuk menganalisi data. Adapun teknik adalah jabaran metode yang sesuai dengan alat dan sifat alat yang dimaksud. (Sudaryanto, 1992:26).
Sudaryanto (1993:8) menyebutkan bahwa penelitian linguistik mempunyai 3 tahapan strategis yaitu: Tahap pengumpulan dan penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian data.
Tahap pengumpulan data dan penyediaan data. Tahap ini mencakup pengumpulan data, klasifikasi dan pencatatan pada kartu data. Data yang kami kumpulkan berupa kalimat-kalimat pasif dengan berbagai macam pola. Kalimat-kalimat tersebut kami kumpulkan dengan menggunakan metode simak dengan teknik catat sebagai teknik turunannya. Selanjutnya data yang terkumpul kami klasifikasikan berdasarkan pola kalimatnya.
Tahap analilis data. Data yang sudah terkumpul dan diklasifikasikan kemudian kami ambil yang representatif untuk dianalisis. Proses analisis data Kami lakukan dengan metode Agih. Metode Agih adalah metode penelitian yang alat penentunya menggunakan unsur bahasa itu sendiri. (Sudaryanto, 1993:15). Teknik dasar dari metode agih ini adalah teknik bagi unsur langsung (BUL) sedangkan teknik lanjutannya yang kami gunakan adalah teknik lesap, balik dan ubah ujud.
Teknik lesap kami gunakan membuktikan wajid-tidaknya peran pelaku. Bisa dihilangkannya membuktikan bahwa kalimat tersebut memang benar-benar kalimat pasif bukan kalimat aktif. Selanjutnya teknik lesap kami gunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang wajid hadir dalam pola kalimat pasif.
Teknik Balik kami gunakan untuk mengetahui ada berapa kemungkinan urutan susunan unsur pembentuk kalimat dalam pola kalimat pasif.
Teknik Ubah Ujud Kami gunakan untuk mengetahui kategori apa saja yang bisa mengisi fungsi-fungsi penyusun kalimat pasif.
Tahap penyajian hasil analisis data. pada atahap ini kami menggunakan metode informal dan metode formal. Metode formal adalah dengan menggunakan bahasa secara biasa sedangkan metode informal adalah dengan menggunakana lambang-lambang. (Sudaryanto, 1993:145)

VI. TINJAUAN PUSTAKA
Topik tentang kalimat pasif merupakan topik yang menarik. Hal ini terbukti dengan banyaknya pustaka yang membahasnya. Di antaranya adalah :
1. Laporan penelitian M. Ramlan dengan judul “Masalah Aktif-pasif dalam bahasa Indonesia”, terbit tahun 1977.
2. Buku Bambang Kaswati Purwo (editor)dengan judul “Serpih-serpih Telaah pasif Bahasa Indonesia.” buku yang terbit tahun 1989 ini merupakan kumpulan tulisan beberapa ahli bahasa.
3. Buku Edi Subroto dengan judul “Konstruksi Verba Aktif-pasif dalam Bahasa Jawa”, terbit tahun 1994.
4. Buku Yulisma dengan judul “Konstruksi Verba Aktif-pasif dalam Bahasa Kerinci”, terbit tahun 1995.
5. Skripsi Dewa Putu Neki Suryana dengan judul “Kalimat Pasif dalam Bahasa Bali” tahun 2000.
Di samping itu ada beberapa skripsi mahasiswa Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya UGM yang mengambil topik fi’l majhul (kata kerja pasif).

VII. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Hasil penelitian ini akan kami sajikan dalam lima bab. Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Tinjauan pustaka, Landasan teori, Metode dan teknik penelitian, sistematika penyajian. Bab II berisi tentang pengertian kalimat pasif. Bab III berisi tentang pola-pola kalimat pasif dalam bahasa Arab. Bab IV berisi analisis data. Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan hasil analisis dan saran-saran.


BABII
KALIMAT PASIF

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjek gramatikal verbanya menderita atau dikenai verba itu.
Misalnya: Buku itu dibaca (oleh) anak itu.
Kalimat pasif dibentuk dengan mengubah Objek menjadi subjek klausa pasif. (Verhaar, 1996:224)
RENCANA DAFTAR PUSTAKA

Addahdah, Anton. 1987. Mu’jamu Qawa’idi Al-Lughati Al-Arabiyati. Cetakan III. Beirut: Maktabah Lubnan.
Al-Ghalayaini, Syekh Mushthafa. 1916. Ad-Durusu Al-‘Arabiyatu. Cetakan I. Beirut: Al-Mathba’atu Al-Ahliyatu.
______. 1987. Jami’you Arya Mudadarma-Durusi Al-Arabiyati. Cetakan ke-21. Beirut: Al-Mathba’atu Al-Ahliyatu.
Al-Hasyimi, Ahmad. tt. Al-qawa’idu Al-Asaasiyyatu Lilughati Al-‘Arabiyyati. Beirut: Dar Al-Kutubu Al-‘Ilmiyyati.
Al-Jarim, Ali Musthafa Amin. 1956. An-Nahwu Al-Wadhih. Juz I. Mesir: Darul Ma’arif.
Hasanah, Uswatun. 1998. El-Muna, Kamus Indonesia-Arab. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Kaswanti Purwo, Bamabang. 1989. Serpih-Serpih Telaah Pasif Bahasa Indonesia, diterjemahkan dan disunting oleh B. Kaswanti Purwo, diterbitkan sebagai edisi dwibahasa bersama naskah aslinya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik, cetakan III. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Munawwar, Ahmad Warson. 1984. Al-Munawir, Kamus Arab-Indonesia. Yogyakarta: Al-Munawwir.
Sudaryanto. 1992. Metode Lingusitik: Ke Arah Memahami Metode Lingustik, cetakan III. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
______1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa, Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Lingusistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-asas Lingustik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Verhaar, J.W.M. 1984. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

RENCANA DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Istilah, Singkatan, dan Lambang
Pedoman Transliterasi Arab
Abstrak

Bab I Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
Tinjauan Pustaka
Landasan Teori
Metode dan Teknik Penelitian
Sistematika Penyajian

Bab II KALIMAT PASIF
Pengertian Kalimat Pasif
Ciri-ciri Kalimat Pasif

Bab III KALIMAT PASIF DALAM BAHASA ARAB
Bentuk-bentuk kalimat pasif
Kalimat Pasif dengan Fi’l Majhul
Kalimat Pasif dengan Ism Maf’ul
Kalimat Pasif dengan Pengedepanan Objek
Kalimat Pasif dengan Ism Maushul
Ciri-ciri kalimat pasif dalam bahasa Arab

Bab IV PEMBAHASAN

Bab V PENUTUP
Kesimpulan dan saran

Daftar Pustaka
Daftar Sumber data
Daftar Data

This page is powered by Blogger. Isn't yours?